Iya, jangan lebay.
Orang yang bunuh diri. Kenapa? Karena dia berpikiran lebay mengartikan kalau dia sudah tidak sanggup menjalani hidup ini. Ia tidak sanggup hidup tanpa oknum XYZ (jika bunuh diri karena patah hati). Ia tak sanggup hidup kalau gak jadi ini (jika bunuh diri karena hilang jabatan). Etcetera. Padahal Tuhan masih sayang sama dia lho, dengan masih memberikan kesempatan hidup.
Orang gila. Kenapa? Karena dia melebay-lebaykan tingkat depresinya hingga tingkat kelebayan depresinya sudah melebihi tingkat kedepresian maksimum yang bisa ditanggung oleh otaknya. Akibatnya sel-sel fundamental di otak terkena ‘shockwave’ hingga kehilangan kendali secara normal.
Pemuda/i budak cinta yang ujung-ujungnya hidup malah jadi gak bener dan keteteran sana-sini. Kenapa? Karena dia lebay berpikir kalau dia gak bisa menghilangkan perasaan spesialnya kepada si pacar. Karena dia lebay berpikir kalo perasaannya sudah tak dapat dibendung lagi. Lain-lain. Sehingga hilang fokus sama hidupnya sendiri, hilang fokus untuk membahagiakan orang tua, sebagainya. Padahal sebenarnya perasaan itu bisa tumbuh, berkembang, berubah, berpindah, karena Allah Ta’ala Maha Membolak-balikkan hati.
Orang korupsi. Karena lebay dalam mengambil kesempatan yang ada. Sampai-sampai kesempatan untuk memanipulasi surat pajak, memanipulasi laporan keuangan, kesempatan menerima atau meminta suap, pun diambil.
Geng Motor. Karena pemahaman lebay atas pandangan pada sekelompok orang bermotor sejenis dan berpenampilan yang katanya keren, jadi menganggap bahwa kumpulan ini mampu dan pantas menguasai dunia dan melakukan apapun sesukanya. Melanggar aturan sudah biasa, yang penting keren.
Dan masih banyak lagi contoh kelebayan yang bermuara pada keburukan. Yak. Berlebih-lebihan memang tidak baik toh?
Meskipun saya sendiri sebenarnya masih suka lebay, entah itu lebay bercanda atau lebay beneran. Ya mudah-mudahan dengan mendokumentasikan pikiran saya ini, saya bisa segera membenahi diri ya. Amiin.